Cerpen Fiksi Things To Know Before You Buy
Cerpen Fiksi Things To Know Before You Buy
Blog Article
Di sebuah sekolah dasar ada dua anak laki-laki bernama Abdul dan Nurhakim yang menjadi sahabat karib. Mereka bersama-sama menaklukkan berbagai petualangan, berbagi rahasia, dan selalu ada untuk satu sama lain.
Hutan yang mereka jelajahi sangatlah rimbun. Di sore menjelang malam, mereka belum juga sampai di spot perkemahan. Tanpa beristirahat, mereka pun melanjutkan langkah kaki yang masih penuh semangat.
Sesampainya di rumah, di dalam tempat tinggal kami yang sunyi, aku membuka hadiah istimewa dari Mama yang dibeli hanya untukku!
Setelah selesai, jangan lupa untuk membaca dan mengecek keterkaitan setiap alur cerita yang sudah kamu tulis.
Keesokan hari, dia datang membawa belanjaanku dan meminta maaf karena kejadian kemarin, tetapi aku tetap menghiraukan nya. Maka setelah beberapa lama lama, aku sadar bahwa hal yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan, dan aku tersadar betapa egoisnya diriku. Aku pun meminta maaf.
Senja sudah tiba. Biasanya Hati dan Ima pulang bersama setelah bermain di rumah tetangga. Ada tetangga yang masih baik kepada kita, dan ada juga yang selalu mencela. Hanya menghina karena tinggal di rumah bernama raga.
Tidak ada satu orang pun yang selamat kecuali wanita yang telah menolongnya, serta memberikan rumah dan merawatnya.
“Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya segera baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana,” “Nanti aku akan menghitung satu persatu.”
Kedua anak Inaq Lembain berteriak sekerasnya, namun masih tidak dihiraukan karena kesibukannya menumbuk dan menampi beras. Suara Cerpen Fiksi anaknya yang tadi terdengar dengan jelas kini semakin lama semakin sayup hingga tak terdengar kembali.
Mereka telah menyiapkan kamar untuk kami. Kami segera mulai berbagi cerita tentang apa yang telah terjadi dalam hidup kami. Saya sangat menikmati mendengarkan cerita-cerita menarik dari mereka.
Sudah tidak terhitung berapa banyak nasihat dari Momon untuk tidak melakukan hal tersebut, namun maman tak pernah mendengarkan nasihat dari kakaknya tersebut.
Aku melihat sebuah kelas dan masuk ke dalamnya. Dua siswa lain mengikutiku. Tak seorang pun dari kami yang tahu harus ke mana.
Di suatu desa terpencil, hiduplah seorang pemuda baik bernama Emier. Ia dikenal sebagai pria yang penuh kasih dan selalu membantu siapa pun yang membutuhkan. Suatu hari, ketika Emier sedang mencari kayu bakar di hutan, ia menemukan seekor singa yang terluka parah.
Suara mereka menggema di tengah tebasan air hujan yang jatuh dari langit. Tampaknya juga matahari belum bangun dari tidurnya yang pulas, mungkin matahari juga sedang menikmati hujan yang menghipnotis teriknya yang biasa muncul. Rahasia demi rahasia mereka ucapkan dengan rasa lepas dan bebas.